Indonesia Era Pergerakan Nasional
literasi
Selamat datang di laman Edutainment tema pembahasan Indonesia Era Pergerakan Nasional.
Sumber yang digunakan merupakan buku siswa kelas XI kurikulum K.13 Edisi 2017 dan Kurikulum Merdeka. Konten disusun agar mudah dimengerti, menampilkan penjelasan yang disederhanakan untuk membantu pembaca. Selain itu, situs web ini juga menyertakan video penjelasan yang memberikan wawasan lebih lanjut tentang sejarah Indonesia pada masa Pergerakan Nasional.
Mata pelajaran Sejarah kelas XI dalam buku ini mengkaji perkembangan sejarah sejak masa perjumpaan bangsa Indonesia dengan bangsa Eropa hingga peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Berbagai peristiwa sejarah dalam buku ini disajikan secara kronologis untuk memudahkan peserta didik mempelajarinya. Selain itu, buku ini juga berusaha memperlihatkan dinamika berbagai aspek kehidupan manusia, misalnya ekonomi, sosial, budaya dan sebagainya (aspek sinkronis) dalam lintasan sejarah. Melalui buku ini, peserta didik juga diajak untuk memahami kompleksitas kehidupan manusia di masa lalu dengan menelusuri keterkaitan antara peristiwa pada tingkat lokal, nasional, hingga global. Hal ini selaras dengan Capaian Pembelajaran (CP) mata pelajaran Sejarah terutama pada Fase F yang mengarahkan peserta didik untuk mampu mengembangkan berbagai konsep dasar sejarah yang telah dipelajari di kelas X untuk mengkaji berbagai peristiwa sejarah secara kritis dan kolaboratif.
Seputar Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Jejak Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945 merupakan tonggak penting dalam sejarah bangsa yang menandai berakhirnya penjajahan dan lahirnya Indonesia sebagai negara merdeka. Proklamasi ini merupakan puncak dari perjuangan panjang rakyat Indonesia melawan kolonialisme Belanda dan pendudukan militer Jepang. Momentum ini tidak terlepas dari kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II dan kekosongan kekuasaan yang terjadi di Indonesia. Di tengah situasi yang genting, para pemuda mendesak Soekarno dan Hatta untuk segera memproklamasikan kemerdekaan tanpa campur tangan Jepang. Setelah melalui perdebatan dan peristiwa Rengasdengklok, akhirnya naskah proklamasi dirumuskan di rumah Laksamana Maeda, dengan Soekarno dan Hatta sebagai tokoh utama. Proklamasi dibacakan oleh Soekarno di Jalan Pegangsaan Timur No. 56, Jakarta, di hadapan rakyat dan tokoh-tokoh pergerakan. Peristiwa ini bukan hanya menyatakan kemerdekaan secara de facto dan de jure, tetapi juga menjadi simbol kebangkitan nasional yang menginspirasi perlawanan terhadap upaya Belanda untuk kembali menjajah. Jejak proklamasi terus hidup dalam semangat kebangsaan dan menjadi fondasi berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdaulat.
Perumusan naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia merupakan peristiwa penting yang terjadi pada malam hari tanggal 16 Agustus 1945 di rumah Laksamana Maeda, Jakarta, setelah terjadinya ketegangan antara golongan tua dan pemuda terkait waktu dan cara memproklamasikan kemerdekaan. Golongan tua yang diwakili oleh Soekarno dan Hatta lebih berhati-hati dan mempertimbangkan situasi politik internasional, sementara golongan muda mendesak agar kemerdekaan segera diumumkan tanpa campur tangan Jepang. Setelah melalui peristiwa penculikan ke Rengasdengklok oleh para pemuda, Soekarno dan Hatta akhirnya menyetujui penyusunan naskah proklamasi secara mandiri. Perumusan naskah dilakukan oleh Soekarno, Hatta, dan Ahmad Subardjo, dengan redaksi yang singkat namun penuh makna. Soekarno menulis sendiri teks tersebut di atas secarik kertas, sedangkan Sayuti Melik mengetik ulang naskah yang telah disepakati. Naskah ini ditandatangani oleh Soekarno dan Hatta atas nama bangsa Indonesia sebagai simbol legitimasi rakyat. Proses perumusan yang berlangsung singkat namun penuh dinamika ini menjadi inti dari pernyataan resmi kemerdekaan bangsa Indonesia, yang dibacakan keesokan harinya, 17 Agustus 1945, dan mengubah arah sejarah bangsa secara drastis.
Untuk lebih memahami kondisi politik menjelang proklamasi kemerdekaan Indonesia, silakan markahi tautan artikel di bawah ini: